tag:blogger.com,1999:blog-79471231214990761772024-02-20T02:14:33.451-08:00Anak Indonesia Harapan Masa DepanSafi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-63859771485051981912010-11-29T20:14:00.000-08:002010-11-29T21:08:10.967-08:00Presiden yang Dicintai Rakyatnya<div style="text-align: justify;">Sedikit saya ingin berbagi cerita tentang seorang Presiden Iran yang begitu sangat dicintai oleh rakyatnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd5Jy_r9mTmzLbzh9liEVJsGEtSmOOjJEvV_c5jfVr3c50CFJ0tPU_k9pxvSNlU5YMkqaPLN3_Y25ODxgjAkCDFvdBp9UCw0RLhAe3h5LWsGv2iiVbKL6mliOSXRbd8G4CTrbfGX6YzsCq/s1600/2009_ahmadinejad.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd5Jy_r9mTmzLbzh9liEVJsGEtSmOOjJEvV_c5jfVr3c50CFJ0tPU_k9pxvSNlU5YMkqaPLN3_Y25ODxgjAkCDFvdBp9UCw0RLhAe3h5LWsGv2iiVbKL6mliOSXRbd8G4CTrbfGX6YzsCq/s320/2009_ahmadinejad.jpg" width="248" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: lime; text-align: center;"><span style="font-size: large;">Saya tidak akan berhenti</span><br />
<span style="font-size: large;">hingga semua rakyat biasa di Iran dapat makan</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a>Adalah <span style="color: lime;">Presiden Iran yang keenam bernama Mahmud Ahmadinejad</span>. Ia terpilih karena rakyat menyukai gaya dan sifatnya yang sederhana.Terlihat saat sebelum menjadi presiden ia pernah menjabat sebagai Walikota Teheran, kemana-mana selalu menyetir sendiri, tetap tinggal di rumah susunnya, membersihkan lingkungannya sendiri, suka mengamati sendiri setiap sudut kota dan lain-lain..Dia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang sangat loyal terhadap nilai-nilai Revolusi Islam Iran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lahir di daerah desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 120 kilometer arah tenggara Teheran. Dia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara yang berasal dari keluarga Syiah.</div><div style="text-align: justify;">Ayahnya adalah Tukang Besi bernama <span style="color: lime;">Ahmad Saborjihan</span>,seseorang yang tidak terkenal, bukan tokoh ulama, juga bukan tokoh politik di negara Iran yang kemudian memberi nama <span style="color: lime;">Mahmud Saborjihan</span> saat lahir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nama tersebut disandangnya hingga sebuah keputusan besar yang mendorong keluarganya untuk hijrah ke Teheran pada tahun 1950-an. Di Teheran, ayahnya merubah namanya menjadi <span style="color: lime;">Mahmud Ahmadinejad</span> sebagai isyarat religiusitas dan semangat mencari kehidupan yang lebih baik karena Saborjihan dalam bahasa Parsi memiliki arti <i>pelukis karpet</i>, yaitu sebuah pekerjaan yang banyak dilakukan di kota Aradan, sedangkan Ahmadinejad berarti <i>ras yang unggul, bijak dan paripurna</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ahmadinejad kecil tumbuh layaknya seorang remaja di usianya. Dikenal sebagai penggemar sepakbola dan jago bermain sepakbola. Dia juga pintar matematika. Selain itu Ahmadinejad terkenal memiliki suara yang bagus, seperti saat membaca Al-Quran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ahmadinejad lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.Ia juga pernah bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada masa Perang Irak-Iran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia pernah dikritik oleh Presiden Iran,Mohhamad Khatami karena terjebak macet saat akan mengunjungi Universitas Teheran.Namun bukannya tergesa-gesa membereskan masalah kemactan tersebut, Ahmadinejad justru berkata : "Bersyukurlah karena presiden kita telah merasakan kehidupan rakyatnya yang sesungguhnya".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah dua tahun sebagai walikota Teheran, Ahmadinejad lalu terpilih sebagai presiden baru Iran.Tidak ada yang mengira Mahmoud Ahmadinejad dapat terpilih menjadi Presiden Iran, karena 6 kandidat presiden lainnya merupakan tokoh ulama atau tokoh politik yang memiliki sumber dana besar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menjadi presiden tak merubah sifatnya yang sederhana, ia dicintai karena lebih mementingkan memperbaiki ekonomi negara ketimbang bidang-bidang lain dan memperjuangkan setiap pendapatan minyak bumi agar jatuh ke meja makan rakyat Iran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam menghadapi tekanan barat pun Ahmadinejad berani dan tegas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>"Anda yang menciptakan dan menggunakan senjata biologis saat perang Irak-Iran. Anda yang menggunakan peluru ber-uranium. Apa hak Anda melarang kami (Iran) mengembangkan teknologi nuklir untuk energi dan perdamaian" </i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu ketika Ahmadinejad mendapat pertanyaan dari wartawan Jepang :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>“Tuan Presiden, kenapa Anda masih mempertahankan pengembangan teknologi nuklir yang mengancam perdamaian dunia ? ”</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>" Anda seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan kami (Iran), Anda harusnya lebih khawatir kepada negara yang pernah menjatuhkan bom nuklir ke negara Anda"</i> jawab Ahmadinejad</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Inilah jawaban dari seorang Presiden Iran ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wartawan : "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"</div><div style="text-align: justify;">Presiden : "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya...Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: lime; text-align: justify;"><b>Berikut adalah gambaran seorang Ahmadinejad yang belum tentu orang ketahui :</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan,ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran buatan Persia yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.Ia juga menolak mobil limosine dan tetap setia menggunakan mobil tuanya serta tetap tinggal di rumah susunnya.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii7nahzYh-VEwhopn0a84Dc7XUiNuMQvhMfvuALMuXSDQ_JYqGNr9OBz1Ef6-2IsC2HfHJucg-97bw8rI1m_F1SjFezFZiO-AdCKTQN1wQnE63BWIDKDhwLkyJG3gkSry10tfI2JmKXBTT/s1600/untitled6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii7nahzYh-VEwhopn0a84Dc7XUiNuMQvhMfvuALMuXSDQ_JYqGNr9OBz1Ef6-2IsC2HfHJucg-97bw8rI1m_F1SjFezFZiO-AdCKTQN1wQnE63BWIDKDhwLkyJG3gkSry10tfI2JmKXBTT/s320/untitled6.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-MsBpCnGvEzcun4SPK1smWmymFOrLEyPvyHBAaX72MIxZxyouz6Y6xQvyR75cA9y5CtpNleTam5CJ08WsPQfueXeiDKrwe2YcmtQvBdi8c-ORlL5b4E66mJL-m89_brE9ARlxlSmAEhWS/s1600/2983649c07f7a55203f84ebe3eca755dd85cbbc.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-MsBpCnGvEzcun4SPK1smWmymFOrLEyPvyHBAaX72MIxZxyouz6Y6xQvyR75cA9y5CtpNleTam5CJ08WsPQfueXeiDKrwe2YcmtQvBdi8c-ORlL5b4E66mJL-m89_brE9ARlxlSmAEhWS/s1600/2983649c07f7a55203f84ebe3eca755dd85cbbc.jpg" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Di bawah kepemimpinannya, saat itu ia meminta para menterinya untuk datang kepadanya dan menteri-menteri tersebut akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan-arahan darinya,arahan tersebut terutama sekali menekankan para menterinya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi,sehingga pada saat menteri-menteri tersebut berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977 dan sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Presiden masih tinggal di rumahnya susunnya.Hanya itulah yang dimiliki seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis,belum lagi secara minyak dan pertahanan. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan yaitu roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira,ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDeW5wW1o_mD91iJPe7Ms0GtqNblHNL3QVA7TchymXxhBWEz91Wo2wf4eU6Bey-n1SUKdJu_wQbS0D9Lg53W1rZWsJxb1RzvEWE0egt3ZlTiBkSRG19SufQyliVheUpUXHPNWiS08jl3BF/s1600/ahmadinejad+makan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDeW5wW1o_mD91iJPe7Ms0GtqNblHNL3QVA7TchymXxhBWEz91Wo2wf4eU6Bey-n1SUKdJu_wQbS0D9Lg53W1rZWsJxb1RzvEWE0egt3ZlTiBkSRG19SufQyliVheUpUXHPNWiS08jl3BF/s1600/ahmadinejad+makan.jpg" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan,ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat. Sedangkan untuk dirinya sendiri,ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri-menterinya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sudah dilakukan,dan ia memotong protokoler istana sehingga para menteri dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara-upacara seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,atau hal-hal seperti itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.</li>
</ul><br />
<ul></ul></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD09cgJZu5CatcPTtG5NULXPRKe5gXjVg5MoMyb798cai-wpMTFzz8MhyphenhyphenqR0YDWEYhKrY7PU7FQp08YiPJY3BhsPerXV08st1ghmH_p_GQ8KsRmDmK9rSprSrVMgmXsi9piKNUXPKvyqh_/s1600/untitled3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD09cgJZu5CatcPTtG5NULXPRKe5gXjVg5MoMyb798cai-wpMTFzz8MhyphenhyphenqR0YDWEYhKrY7PU7FQp08YiPJY3BhsPerXV08st1ghmH_p_GQ8KsRmDmK9rSprSrVMgmXsi9piKNUXPKvyqh_/s320/untitled3.jpg" width="320" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><br />
Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-pengawalnya yang selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto yg diambil oleh adiknya tersebut,kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Sepanjang sholat, kita dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBLLj8rUrMLIwXGqNJtrT4sGoIFxM3DkBF-sHDPMQ-5nrjAFpLwGK1duh_GLcR0SqFOGQwc3S8Lc0fFuqh2WWz0pJHv1w-WqS8S5TnH11k74Z-5UzURW7Sy3ZPzXnup2_QNdVK6cJ90b1_/s1600/Presiden-Mahmoud+Ahmadinejad-unikboss.blogspot.com-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBLLj8rUrMLIwXGqNJtrT4sGoIFxM3DkBF-sHDPMQ-5nrjAFpLwGK1duh_GLcR0SqFOGQwc3S8Lc0fFuqh2WWz0pJHv1w-WqS8S5TnH11k74Z-5UzURW7Sy3ZPzXnup2_QNdVK6cJ90b1_/s320/Presiden-Mahmoud+Ahmadinejad-unikboss.blogspot.com-4.jpg" width="215" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Bahkan ketika suara azan berkumandang,ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa.</li>
</ul><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZHnCJ8uswjiZeL_jP7n7FlmqrnMgAJSBy1o191Y8zWarr3PdpJ0KWNV3zrddBEbvogxT2OAjdQpcYHlcFIOqkdIPJ6qEZjXOGDg_z2VhcayX32vCN5wHpTg8JhPxpD_dujDp-HvYOefRR/s1600/Indahnya-Akhlaq-Presiden-Iran-Ahmadinejad-06-ardiz-tarakan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZHnCJ8uswjiZeL_jP7n7FlmqrnMgAJSBy1o191Y8zWarr3PdpJ0KWNV3zrddBEbvogxT2OAjdQpcYHlcFIOqkdIPJ6qEZjXOGDg_z2VhcayX32vCN5wHpTg8JhPxpD_dujDp-HvYOefRR/s1600/Indahnya-Akhlaq-Presiden-Iran-Ahmadinejad-06-ardiz-tarakan.jpg" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Baru-baru ini ia memiliki hajatan,yaitu menikahkan anak lelakinya.Namun pesta pernikahan anak seorang presiden,layaknya pernikahan kaum buruh saja.</li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpGjxiwMYB3uFg5d97QHcezIC8WedqY9VyCeK5EOnRIw2rGFxTMsjgBaMf-5PC5Cc1FVZmLTz13oSjcaiESlpF1IxP4QRM2Rfdu11mrbbQHYMHMX8yeqAr2yvRaj_J8vVRBAplqR4XZh_S/s1600/ahmadinejad2uq3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpGjxiwMYB3uFg5d97QHcezIC8WedqY9VyCeK5EOnRIw2rGFxTMsjgBaMf-5PC5Cc1FVZmLTz13oSjcaiESlpF1IxP4QRM2Rfdu11mrbbQHYMHMX8yeqAr2yvRaj_J8vVRBAplqR4XZh_S/s320/ahmadinejad2uq3.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHKWkxM8GRBOYGNDbcuoTXFpcx9XATgzyWtR1Rv4VEcgmC66z575UQdDqyu3a1zWQK1PGRCKi-fN2NtyHKPXxhxedqmdH3D-zdl0fZwzyl34I2pOd9ywZBAQSEvJyvOczuIwfPU0N0UqxM/s1600/11_11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHKWkxM8GRBOYGNDbcuoTXFpcx9XATgzyWtR1Rv4VEcgmC66z575UQdDqyu3a1zWQK1PGRCKi-fN2NtyHKPXxhxedqmdH3D-zdl0fZwzyl34I2pOd9ywZBAQSEvJyvOczuIwfPU0N0UqxM/s320/11_11.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpZ_G_6QA39uzF_zEZzEcpG6Oa1Ka6ktxmz_bcFVgVSKjSyMcid50pmF0kQyZVvuI-5tGfKFmoFoICFS-oIfD9VFVzWWNdoPP9eBFjVRVDvUPTr94nfgx23WkQMjHJtk92a3I2QCDApQBr/s1600/10_10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpZ_G_6QA39uzF_zEZzEcpG6Oa1Ka6ktxmz_bcFVgVSKjSyMcid50pmF0kQyZVvuI-5tGfKFmoFoICFS-oIfD9VFVzWWNdoPP9eBFjVRVDvUPTr94nfgx23WkQMjHJtk92a3I2QCDApQBr/s320/10_10.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn5lDgb0KCaJX24IwkXN0AdsPFSPLi-HNW20Qe3Z1-lZ9qmZzlZJikEDcYDR8N_MgCgTD_-9vdcnIWHXaKVURrPug4-pHCgmO_0PrMPUqdpRHGj1oPkRdSThi1Vtxaef66LpFqPzsRRitw/s1600/9_9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn5lDgb0KCaJX24IwkXN0AdsPFSPLi-HNW20Qe3Z1-lZ9qmZzlZJikEDcYDR8N_MgCgTD_-9vdcnIWHXaKVURrPug4-pHCgmO_0PrMPUqdpRHGj1oPkRdSThi1Vtxaef66LpFqPzsRRitw/s320/9_9.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaTd7iZxjwA52GTXAhtGgYBAPoU09heWg1F2Vfxya7Zg7rU6rNQrww0ztpz7l68xfjOHNdo7i1q4PNzm5cl-1puQ70Ray0pJzN4jF4mxP1c9Wx4gKQR-fEVsigU741TT4I3GgwjyYQfOjI/s1600/8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaTd7iZxjwA52GTXAhtGgYBAPoU09heWg1F2Vfxya7Zg7rU6rNQrww0ztpz7l68xfjOHNdo7i1q4PNzm5cl-1puQ70Ray0pJzN4jF4mxP1c9Wx4gKQR-fEVsigU741TT4I3GgwjyYQfOjI/s320/8.jpg" width="320" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Ia tak tidak mau bersalaman dengan wanita yang bukan muhrimnya,cukup menundukan kepala sebagai rasa hormat. </li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0HQCvZJ50gZkcOt_8uyyk7UbGtTOnwQ4eLttBvVgY3AEvoffo-paAV2TT-oNBvS9GJrE524n7uBmdv_Ai0PkpoEUinC4JcF2OILX4UplyOBrzbm0gBlKa5mncqbB5db8ZY43ywwDcaqDN/s1600/presiden-iran71.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0HQCvZJ50gZkcOt_8uyyk7UbGtTOnwQ4eLttBvVgY3AEvoffo-paAV2TT-oNBvS9GJrE524n7uBmdv_Ai0PkpoEUinC4JcF2OILX4UplyOBrzbm0gBlKa5mncqbB5db8ZY43ywwDcaqDN/s320/presiden-iran71.jpg" width="320" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Ia selalu tampil dengan kemeja lengan panjang sederhana dan bahkan tanpa menggunakan dasi </li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO3gI1v9BSrxjlRa6yhW4fAMm3r_khw1wkPW9-uwh6xb0iGKrG-5mUPsQZMT_30WEAFfKLopfJEGgE-o1PZeqqeh5NzoVDrxK5bFPvqA-ureB3g07zf7LA2q46rxVEMrepiMSlqjxvsH8Z/s1600/mahmoud-ahmadinejad.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO3gI1v9BSrxjlRa6yhW4fAMm3r_khw1wkPW9-uwh6xb0iGKrG-5mUPsQZMT_30WEAFfKLopfJEGgE-o1PZeqqeh5NzoVDrxK5bFPvqA-ureB3g07zf7LA2q46rxVEMrepiMSlqjxvsH8Z/s320/mahmoud-ahmadinejad.jpg" width="287" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Ia masih menggunakan sepatu butut yang telah berlubang,sepatu yang sama ia kenakan kala menjabat Walikota </li>
</ul></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVDQx-oRpUmlR5IiiGw5vV4PzP-U3xVAMsFBZHH9UdTEWDWxBcjlizvVHSGyvqS36TinSVgeUIOYd3LGdZm7WdmJ8jCXGqD_OtPx5zlSljWnWn5_cfmhNsSkdNxEuTsr0u6AWkh6EMcC1B/s1600/ahmadinejad-shoe.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVDQx-oRpUmlR5IiiGw5vV4PzP-U3xVAMsFBZHH9UdTEWDWxBcjlizvVHSGyvqS36TinSVgeUIOYd3LGdZm7WdmJ8jCXGqD_OtPx5zlSljWnWn5_cfmhNsSkdNxEuTsr0u6AWkh6EMcC1B/s1600/ahmadinejad-shoe.jpg" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><br />
Sesederhanakah presiden ini? Itulah Ahmadinejad,mungkin banyak orang menilanya sebagai presiden yang penuh kontroversi. Namun dibalik itu setidaknya kita bisa mengambil pelajaran positif dari sosoknya yang begitu sederhana.<br />
<br />
Sumber : <a href="http://dimasanarky.blogspot.com/2010/11/ahmadinejad-presiden-yang-sederhana.html?showComment=1290385949949_AIe9_BEz3gfFau_eN6RtJ5oQUJCeevbvMY_IViS8-RIi130f-O6A5cKUDc2gg5FdbLsNfS-Yh7GkftwlxDRWs1gUrxGcQJTKHvy28YaN6kpiOS6d7x2M7jMgGVTcEwRJhFQxn9Ibu1KSvr8JcGBbpzum9sfQI6N1JbnlPA8vwjaGWBW-qYN0Xio6mB_2EamPBljrqgw1pGqrjEtinGXB5UWULsa730H0gl-usq-HNeKsTuwTAS3EsRL1yYgmgMYlt7thZwLxv5uKWYCMtvxzCoPLZ6RuZ7x_h0gWIYIuJXsMVbWZgh-hP2b5ZgGIl0a3ml02irguRbmZwNbeZuyLq3ww00ixM3qL4K-Qm_7H3-u7TlkJNBNH43214VmzTEA32PzthPj9C-jKAUYN7zLaY4qa0gSgVnjZKAC5ay9QSx0UVD69MRYN1IZDuTCqnau-RULDmTHuCip__nkbaVN-B3UdpzTmUsZ10xlIGlydCNENafH0S9A1470_jEHx_LKqCQqNqiQ1BfSujdKhlFgVrKJno1dB9RnaWdlOIT8tJPpggCgC8vzUCRgELejrH9zJIzVkpuTn2L4mLD3v0uUxkYBRrYqhdljsnhurw8Eb0b41MrN0-UEjmngItwDLVQSO-PfmyGw6Ps8gBP83f0mVMiaT_HmMf-i-w-NX2-4Y1QZgriGwyEq9UqPIWFXLL9kRHYLeeuDMYUm_Rw0ke4djU2JzJcHEi6O3i-qZEImA3MQN2eztBV0JdUQ#c502557643125152990">Anarchy Blog</a><br />
<br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-68478860831027286872010-11-21T20:13:00.000-08:002010-11-21T21:55:49.204-08:00Kan Cuma Dikit<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJW-5vxOkMO0xFKUNv3J-0WG2FaNfmVqCmcdQXlhtoU71rOtXt8jWgM26OxvriL3oFgh2bRdNvnzY0prTIrm3NAO2dkX7AhI5JCTnawz0_mr8Y3C1me3Cq7JvK1fKSGiI3K9Ya-joZOEoj/s200/DSC00018.JPG" width="200" /></a></div>Salah seorang kakak kelas SMA pernah menuturkan pengalamannya saat diajar salah seorang guru galaknya. Waktu itu suasana kelas sedang hening. Namun tiba-tiba dari kursi belakang terdengar bunyi "thiiiiit..." Sebenernya pelan, tapi karena hening tetep aja kedengeran. Bukan entut mberut kategorinya, tapi hanya sekedear entut urang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a>Si guru mendadak murka. Dilacaklah asal bunyi tadi. Maka akhirnya tertangkaplah si pelaku peledak bom biologis itu. Dengan pucat pasi dia menjawab tuduhan sang guru...:</div><div style="text-align: justify;">Guru : Kamu kentut ya...?!!!</div><div style="text-align: justify;">Murid : Ng...ng...nggak pak...</div><div style="text-align: justify;">Guru : Nggak usah bohong... ayo ngaku!!! Kamu kentut kan?</div><div style="text-align: justify;">Murid : Anu pak... anu.... nggak kok.....</div><div style="text-align: justify;">Guru : Lha... yang tadi itu apa???</div><div style="text-align: justify;">Murid : Kan... kan cuma dikitpak...</div><div style="text-align: justify;">GLODHAAAKKKKK..........!!!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cah rak nggenah. Meskipun dikit... kan tetep saja ngenthut. Tapi itulah yang seringkali terjadi di masyarakat. Mengabaikan yang sedikit. Sampai seringkali dianggap seakan nggak ada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya masih inget, saat ada salah seorang pemabok yang mulai sadar, dia bilang sudah gak mabok lagi. Tapi sebagai gantinya tiap sore nyruput anggur cap Orang Tua. Mbareng ditegur, dia bilang... 'Halah, kan alkoholnya cuma dikit, kan gak memabokkan...". Sedikit dianggep nggak ada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salah seorang anggota ngaji saya pernah bertanya tentang makan daging babi. Simbah jawab, babi itu haram. Dia ngeyel, "Kalo cuma secuwil nggak papa kan Ad?" Secuwil dianggep nggak ada dan nggak apa-apa. Miturutnya, haram itu kalo ngemplok sak piring. Kalo dikit nggak apa-apa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Demikian juga pendapat salah seorang satpam tetangga saya. Setiap harinya kumpul sama wong mendem jero murid pendekar dewa mabok. Karena ewuh pekewuh, akhirnya nenggak juga walau sak sloki. Saat ditegur isterinya dia beralasan, "Halah... kalo cuma sak sloki dan gak sampai mabok kan gak papa..."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Urusan ini merembert ke segala arah. Saat saya bicara obat yang mengandung alkohol, rata-rata dokter mengatakan, "Kan kadarnya cuma kecil... lha nggak apa-apa lah. Wong buat obat kok." Padahal alkohol di situ perannya bukan untuk obat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sayangnya ini juga merambah area perkorupsian. Saat korupsi cuma kecil, dianggep sepele. Wajar dan perlu. Bahkan kalo diusut dianggep kurang gaweyan. Sampai-sampai ada wacana buat memaapkan korupsi kalo cuma jutaan ripis. Yang namanya korupsi itu kalo jumlahnya minimal sak milyar. Kalo cuma ngapusi kwitasnsi belanja komputer, mark up biaya operasional dan segala tetek bengeknya... itu cuma gurem. Gak pantes diurus. Lha memang rezeki tambahan pegaw rendahan itu ya dari situ. Wis... gendheng kabeh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lha kalo kriwikan dibiarkan, akhirnya jadi grojogan juga. Menyepelekan hal kecil dan menganggap seakan itu gak ada, adalah awal kerusakan yang besar. Lha orang kesandung kan mesti sama barang cilik. Kalo ada orang kok kesandung gardu ronda, kuwi jenenge nubruk. Dudu kesandung iku...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-31881524581730925482010-11-21T17:41:00.000-08:002010-11-21T21:55:18.717-08:00Bahagia Itu Mahal<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiXiiD_zO5ICCD3LCErpgn8I0DOHB8wSNMi5QzS0Z1OC2lcP-r72wtainP6IG9xQ6RYlTilHju27EsQyQQG9feCC8vFf_WBN1rTPv9Fv3nWcM57cTwoyWx9pHj0l7W1EXEbegy8-sZJrY2/s200/DSC00009.JPG" width="200" /></a></div>Belakangan ini saya sering nglangut wal ngalamun sedikit dicampur merenung. Di usia saya yang sekarang ini, yang notabene sudah memasuki usia dewasa, saya merasa belum menghasilkan prestasi apa pun dalam urusan dunia maupun akhirat. Tinggal masih numpang, kuliah baru semester tiga dan masih juga dibayarin, kerja pun belum dan belum punya pengalaman. Sementara amal akhirat juga tanda tanya besar. Tak ada prestasi apa pun yang saya yakini bisa mengangkat derajat saya di sisi Sang Maha Pencipta. Meskipun tentu saja semangat untuk menjadi hamba yang diridhai Allah tetap ada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a>Sementara itu, waktu hidup saya di dunia tentu saja semakin berkurang. Semakin digerogoti umur. Badan tak sekuat dulu lagi. Pikiran semakin putek gak karuan, gak kayak dulu nggak ada beban pikiran blas. Padahal keinginan dan cita-cita yang dikejar masih banyak yang belum terwujud.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya melihat, beberapa kerabat saya yang sekarang sudah bekerja mapan. Kakak-kakak kelas yang dulu imut-imut sekarang jadi amit-amit, ternyata sudah berumah tangga dan punya rumah sendiri walaupun itu nyicil. Kalo dipikir, ternyata mereka nyicilnya sampai belasan tahun sampai pecicilan, membiayai sampai biayakan. Sekarang baru berjalan lima tahunan. Masih betahun-tahun lagi lunas. Itu pun direwangi mandi keringat kokot bolot wal daki di siang hari, dan nangis-nangis saat tahajud minta rezeki di malam hari, padahal mbayar rumah pake riba. Tak beda jauh dengan beberapa rekan saya yang kontan karena memang sudah naik mobil kinclong. Tak semuanya kontan, namun ada juga yang kontan karena memang sudah sugeh kongtinental akibat ketiba warisan dari bokapnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan melihat kondisi saya yang masih jauh dari itu semua, yang mana tangan ini masih terlalu pendek untuk menggapainya, maka untuk punya sebuah rumah dibutuhkan waktu 15 tahun lagi. Apalagi untuk memiliki keluarga ideal yang dikondisikan oleh lingkungan masyarakat yang harus punya ini dan itu... tambah jauh rasanya.....<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL4uilkucHi070JZRprEBR6yqzTrbt9JoRd4SVS_NQIRuGqjV1gZ5YsnmLu_9XXHWXyMI0INgepGmt-XS7QxbibmUmt2v3odN0SPGLHnO6cfklkOW9Rr7VNVDHbHDGoZ6wonZlr40HY00Q/s400/journey1.jpg" width="400" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br />
Namun saya merenung lagi, apa betul keluarga yang ideal dan bahagia itu harus selalu punya ini dan itu sebagai syaratnya? Coba sampeyan perhatikan iklan-iklan produk yang semuanya menawarkan konsumerisme itu. Produsen sabun berkata, "Belilah sabun ini, maka hidup anda akan lebih sehat." Developer berceloteh, "Milikilah rumah di sini, maka keluarga anda akan sejahtera." Bank ndobos," Ngutanglah pada kami, hidu anda akan terjamin." Produsen mobil nggabrul, "Miliki mobil ini, maka hidup anda akan lebih bahagia." Sampai-sampai yang namanya produsen CD wal celana abdi dalem juga menawarkan kenyamanan hidup dengan penawarannya, "Pakailah CD kami, hidup anda akan terasa lebih nyaman."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kesejahteraan, kenyamanan, kebahgiaan dan jaminan hidup selalu dikaitkan dengan memiliki itu, mengendarai itu, memakai ini dan mengantongi itu. Konsep hidup semacam ini akan menjadi siksaan bagi mereka yang makannya senen-kemis, dimana kalo senen ya nyenen, kalo kemis ya ngemis. Bagi kalangan elit alias ekonomi sulit, buat mereka baik senen maupun kemis ya ngemis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagi kalangan yang gak kuat iman, konsep hidup di atas mau tak mau dibiayai dengan dana korupsi. Maka disini berlaku aturan "Korupsilah, tanpa korupsi cita-cita tak akan tercapai!" Mengapa begitu? Karena konsep kebahagiaan, kesejahteraan, dan kenyamanan hidup yang ditawarkan oleh lingkungan sekitar kita membutuhkan cost yang tak murah. Maka tertanam pada diri kita semua... "Bahagia itu mahal." Mengapa? Karena bahagia itu adalah kesejahteraan dengan punya ini dan itu, kesehatan dengan program sehat ini dan itu, kenyamanan dengan memakai ini dan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya jadi berpikir, kelihatannya kemampuan saya tidak akan bisa membiayai harga kebahagiaan yang ditawarkan oleh konsep yang secara sadar atau tidak telah dianut oleh kebanyakan gundul manusia ini. Untuk itulah saya merenung. Jika untuk punya ini dan itu secara komplit bak jamu, dibutuhkan waktu paling tidak 20 tahun lagi, sementara hidup di jangka waktu itu kudu ngempet wal rekoso... maka di saat selesai tidak sempat menikmatinya atau mungkin cuma beberapa saat saja... itu pun kalo saya dikasih umur seumur kanjeng Rasulullah SAW.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka pastilah ada yang salah dengan konsep kebahagiaan yang mahal itu. Satu pesan kanjeng Rasulullah SAW menunjukkan, shalat sunnah 12 rakaat sehari semalam bisa buat beli rumah di surga. Shalat 2 rakaat sebelum subuh ganjarannya lebih baik daripada dunia dan seisinya. Belajar satu ayat dari firman Allah lebih baik dari mendapat keuntungan 2 ekor unta merah. Lhadalah... ha kok rumah di surga mudah dapetnya gampang temen, dan bikin ati tentrem. Beda dengan perjuangan nyari rumah di dunia. Dan tampak harga dunia itu murah, tak lebih mahal dari shalat 2 rakaat sebelum subuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka di sisa waktu yang Allah berikan ini saya bertekad, bolehlah gak punya ini dan itu di dunia, yang penting tidak mlarat di akhirat sana. Syukur-syukur datang rezeki tak terduga itu di saat yang tepat. Maka dengan konsep hidup yang seperti inilah, kebahagiaan, kesejahteraan, dan kenyamanan hidup bisa menjadi milik semua orang tanpa memandang tipisnya kantong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sampeyan boleh punya konsep hidup yang berbeda. Toh masing-masing punya kebahagiaannya sendiri.<br />
<br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-31105242749550584772010-11-18T17:34:00.000-08:002010-11-21T21:54:24.418-08:00Kekuatan Risau<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTQpsw3QHL8p2NHtTJ0v1Tfw8LGUCNMJUb_hmKQ3cznuOz5NsvOu0fOQJHLfeuFy8Dl2AxH3byUDQY4Am80A4yjtdXTPaYuyW190gPABFtikUBR1FhjAaEZydxV9DMPaeYBVOyxpcWy9IZ/s320/salafi.jpeg" width="232" /></a></div>Dulu sewaktu menjenguk saudara saya di rumah sakit dan harus nginep di sana karena beliau sedang dalam keadaan kritis di ruang ICU, alasannya biar ada saudara yang nungguin. Selama seminggu saya bergantian dengan saudara yang lain nginep di rumah sakit itu dan nungguin di depan ruang ICU. Seringkali saya menyaksikan para penunggu pasien yang lain menunggu di luar ruangan <span style="color: lime;">dengan begitu cemasnya</span>, begitu pula saya dan saudara saya yang lain. Ada yang nggelar tikar sambil sesekali <span style="color: lime;">sledap-sledup ngudud</span> dan <span style="color: lime;">srupat-sruput minum kopi</span>, ada juga yang duduk merenung. Namun yang jelas <span style="color: lime;">semua jadi kuat melek.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu-ibu yang tadinya ngantukan, jam sepuluh malem sudah <span style="color: lime;">mlungker</span> selimutan, tiba-tiba menjadi bisa kuat melekan. Semalam tidur dua jam sudah cukup manakala menunggu anak kesayangannya dirawat di ruang batas hidup dan mati itu. <span style="color: lime;">Kang Sawiroto</span> yang biasanya sebelum Dunia Dalam Berita sudah <span style="color: lime;">ngowoh</span>, tiba-tiba jadi tukang melek selama berhari-hari karena menunggu isterinya yang kritis setelah cesar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a>Itulah kekuatan asli manusia. Dalam keadaan normal, kekuatan manusia terasa terbatas. Orang sekuat apa pun bisa kalah oleh capek dan letih. Kalo sudah kelelahan, oknum segothot apa pun akan nglumpruk lemes karena dikalahkan oleh lelah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun sebenarnya masih ada yang bisa mengalahkan rasa lelah. Apa itu? Lelah, letih ataupun capek, bisa dikalahkan oleh <span style="color: lime;">MABOK</span>. <span style="color: lime;">Kang Paidul</span> yang badannya gering dan tampak ringkih itu, kalo sudah <span style="color: lime;">nenggak ciu limolas sloki</span>, tiba-tiba bisa ngibing semalam suntuk tanpa capek. Demikian juga konco-konconya yang mblangsak gak karuan itu. Kalo sudah nenggak wiski sebotol plus pil koplo, mau diajak jogedan ala kipas angin yang gedak-gedek kiri-kanan itu ya oke saja... Gak ada capeknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Tapi mabok masih ada yang mengalahkan. Yang bisa mengalahkan mabok adalah <span style="color: lime;">KANTUK</span>. Kalo kantuk sudah datang, semabok apa pun seseorang pasti klipuk juga. Ngorok senggrak-senggrok kayak suara gergaji sedang melakukan aksi illegal loging. Sesekali diselingi batuk karena tersedak iler.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nah... rasa kantuk itu masih ada yang bisa mengalahkan, yakni <span style="color: lime;">RISAU</span>. Macem penunggu pasien di emperan ICU rumah sakit itu. Risau karena menunggu dan mencemaskan sesuatu yang menyebabkan kantuk pun dianggap angin, Melek semalaman no problem. Ada kekuatan ekstra yang muncul dengan tiba-tiba beradabtasi dengannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan ini pula maka kita bisa paham, <span style="color: lime;">mengapa Nabi Muhammad SAW bisa sholat semalaman suntuk sampai kakinya bengkak. Dakwah tanpa lelah sampai babak belur dan tetap bertenaga terus</span>. Juga riwayat orang-orang yang kuat ngibadah sampai sedemikian hebatnya. Mereka bisa begitu karena menyertakan risau pada amalannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeQzNKfU7Vc75Up-n2W4ujRLPyTK5dH2xUtNnmGeAlY09JuJAKeZhI6oiBMfhT-F-fruT6Y6SOcIDv8XO2ML_dfSISdItqofP51HtdpflSb0yL-ZW3xUm40E6jrC_N-q1X-EAl2wEWv3wY/s320/sholat6.jpg" width="320" /></a></div><br />
Sayangnya kekuatan risau ini lebih banyak diletakkan pada sesuatu yang sebenarnya tak perlu dirisaukan. Orang lebih banyak risau tentang bagaimana mencari sesuap nasi. Satu hal yang sudah dijamin pasti adanya selama hayat masih dikandung badan. Tapi tak pernah risau bagaimana nasibnya nanti di akhirat. Apakah selamat ataukah celaka...?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagian merasa tenang karena <span style="color: lime;">salah dalam memahami Maha Pengampunnya Allah SWT</span>. Setiap kali habis mblangsak, mabok, zina, korupsi dan maksiat, yang tertanam dalam dirinya adalah keyakinan bahwa <span style="color: lime;">semuanya nanti pasti masuk surga, karena Tuhan Maha Kasih Sayang, gak mungkin menyiksa hamba-Nya</span>. Mungkin orang ini belum pernah dibacok anaknya sama garong, belum pernah diperkosa istrinya sama bromocorah dan belum pernah disunduki dan disetrumi kemaluannya sama iterogator yang memaksanya mengakui perbuatan yang gak pernah dilakukan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mulai sekarang, sertakan risau dalam semua urusan kita, agar kekuatan ekstra yang tak kenal lelah membantu kita mengerjakan amalan-amalan kita.....</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-56026751127335720602010-11-15T20:51:00.001-08:002010-11-15T21:24:37.440-08:00Indera Batin<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgb8BqnfKK4Ce6p9jOaBOR4HzM_pgxiveT4GVEdI9jqwf-OOxnClP8dL7GeD3U46RgV5ILhhsMwjkOjdTffB_e_mGXOIezIWftnJGyAoqA6gwrZNqItumQxLUy64xgd3dhFWA4af3VwGOrH/s320/fullmenup1010106mu5.jpg" width="240" /></a></div>Sampeyan pernah <span style="color: lime;">nyaksiken</span> orang makan kepiting? Atau malah sampeyan pernah makan kepiting? Itu adalah aktivitas makan yang penuh perjuangan. Karena acara makannya diawali dulu dengan pertempuran melawan cangkang, yang seringkali mengorbankan jari, lidah dan bibir. Tapi tetep saja makin asyik. Malah harganya muahale pol. Kenikmatannya berbanding lurus dengan perjuangannya.<br />
<br />
Beda lagi dengan makan <span style="color: lime;">sego bangdeng</span> alias <span style="color: lime;">sego kucing</span>. Ini menu khas kaum <span style="color: lime;">dhuafa wal marjinal,</span> berupa <span style="color: lime;">sego sak kepel </span>dirubung sambel <span style="color: lime;">sak uprit</span>, plus bandeng atau ikan asin <span style="color: lime;">nyak imit</span>. Tak sampai sepeminuman teh bisa ludes sebungkus. Rasanya <span style="color: lime;">ngedabh-ngedibh, mak nyos... kotos-kotos.</span><br />
<br />
Beda lagi dengan makan kambing guling, ayam panggang, es kopyor, es cendol atau menu makanan dan minuman lainnya. Gak susah saya ceritakan, ha wong saya yang nulis sendiri saja malah <span style="color: lime;">kemecer</span>, apalagi sapeyan yang baca...<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwJ69DlfFd0EYZivL1OpBFDOkJi-zyTa1abYtjZEoRGFqMYK6sSt7WqcWFzaQUwxP6Fh6DbVURqD8dEafcSVWzHvIFyTrC1n08GGThH1SLY6A5EEK28T_gxVkj8lNH21HlvKTcQFofUe3B/s200/lips.jpg" width="200" /></a></div>Tapi bayangkan jika sampeyan kena <span style="color: lime;">trilogy sariawan</span>, alias <span style="color: lime;">sariawan telung panggonan</span>. Satu <span style="color: lime;">di ujung lidah</span>, satu <span style="color: lime;">di tenggorokan</span>, dan satu lagi <span style="color: lime;">di pipi dalam yang biasa dipakai buat ngunyah</span>. Acara makan bisa menjadi acara penuh siksaan. Makan gak banyak, gak mau lama-lama, menu apa pun bisa bikin derita. Apalagi jika ditambah giginya kerowok semua dan pas kumat... <span style="color: lime;">wuahhh..... mantabh</span>. Jadi untuk mendapatkan rasa nikmatnya makanan, selain makanannya sendiri harus <span style="color: lime;">nyamleng</span>, si penikmat juga harus beres kesehatan inderanya. Itu berlaku tidak hanya untuk makanan.<br />
<br />
Nah itu urusan dhohir. Sekarang coba sampeyan rasakan sholat dan puasa sampeyan! Menyiksa diri sampeyan gak? Saat sholat, sampeyan merasakan nikmatnya sholat gak? Atau pinginnya buru-buru?<br />
<br />
Demikian pula gimana hati sampeyan saat sedekah? Berat penuh siksaan, atau ringan penuh kenikmatan? Gimana hati sampeyan saat mbaca dan tadarus Al-Qur'an? Penuh kelezatan menikmati hurup demi hurup, atau ngebut ngalor-ngidul yang penting katam 30 juz??? Gimana hati sampeyan kalo berjilbab? Merasa lebih malu saat rambut kepalannya ditutupi, melebihi malunya mereka yang bahkan rambut kemaluannya saja diumbar???<br />
<br />
Nikmat dan tidaknya ibadah kita sebenarnya lebih banyak ditentukan beres tidaknya indera batin kita. Kalo indera batinnya sehat, maka sholat, puasa, sedekah, tadarus Al-Qur'an, teraweh, berjilbab dan sebagainya adalah menu nikmat yang enak disantap dan perlu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxWqMWCggs7mZzvmL4v4TpA-6GJZ1B5zPdAqcCmEVPdeMJ-h1wnwqtT8CwopnAFCcn_Lg2mZIqvjBwLmZTvNnn2KTNl5annZ3PImMHlkPUbdRwHTjaT3BCuZuwCxnMdOZ3E9ZsEWVLP59c/s320/normal_Dua_205.jpg" width="320" /></a></div><br />
Maka Nabi Muhammad SAW sholat malam kakinya sampai <span style="color: lime;">abuh</span> bengkak gak masalah. Nyerinya abuh kalah oleh nikmatnya sholat. Sebagaimana nyerinya ketusuk cangkang kepiting kalah oleh lezatnya daging kepiting. Sholat lama malah nyamleng, seperti gak mau berakhir sebagaimana sedapnya menikmati sate tusuk demi tusuk... gak mau segera kenyang dan berakhir.<br />
<br />
Jadi, kalo ada yang sholatnya <span style="color: lime;">ngebut pencilakan</span>, Al Fatihah dibaca dalam satu napas, trus sujud rukuk cuma manthuk-manthuk kayak <span style="color: lime;">manuk negkuk</span>, itu orang indera batinnya lagi error. Gak doyan barang enak, sebagaimana orang sakit yang disuguhi banyak makanan nyamleng tadi.<br />
<br />
Di Kitabullah diceritakan tentang orang munapik. Ini oknum batinnya ada penyakitnya, alias <span style="color: lime;">fii qulubihim marodhun</span>. Akhirnya, segala macem ngibadah maunya kilat express karena gak mau ndikir <span style="color: lime;">illa qolilaa</span> (kecuali sak crit saja). Maka, kalo pun sholat, ya model orang aras-arasen. <span style="color: lime;">Ninggal sholat ogah, serius juga gak mau...</span><br />
<br />
Sekarang rasakan pada diri kita. Seberpa nikmat ibadah bisa kita rasakan? Kalo masih macem orang kesiksa, berarti batin sampeyan error, perlu diobati, perlu diopname. Kalo buat sakit dhohir saja mau njual sawah, sapi, mobil dan bahkan rumah agar dhohir bisa sehat kembali. Lantas apa yang bisa sampeyan korbankan agar batin bisa sehat? Mau opname di mana batin sampeyan...?<br />
<br />
Sebagian orang menyarankan Ramadhan bisa jadi Rumah Sakit sarana menyehatkan batin. Rawat inap, minum obat pahit, makan menu rumah sakit yang dijamin anyep, gak boleh ini dan gak boleh itu. Tapi kalo selama dirawat kok <span style="color: lime;">klayapan</span>, pantangan dilanggar, obat dimuntahin, makan enak <span style="color: lime;">sak kayange... </span>Keluar dari rumah sakit akan semakin parah penyakitnya. Yang jelas, saat ini makin banyak manusia yang kehilangan nikmatnya beribadah... dan malah banyak merasakan nikmatnya maksiat...<br />
<br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-27558082758492843762010-11-15T20:47:00.000-08:002010-11-15T21:25:02.886-08:00BerTuhan tapi Tak BerAgama<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcTuO-Bbdf_tJDJHQ4QtPYqZqwBPyUzwLuRSGb_3Pj65V73dFrQfE0EycpAg46MYISi4voxGMfYq_Q3K6XljxIUkjllD1UWYyZ_BWF3whnl4NW7_OU-5g3xb3baVqFtIVoT63A3E1fslYc/s200/5716203.jpg" width="133" /></a></div>Trend yang sekarang kalangan jahiliyah mutakhir adalah adanya paham yang <span style="color: lime;">mempercayai Tuhan, tapi tak percaya pada agama-Nya.</span> Hmmm..... mumet juga nggas paham <span style="color: lime;">koplo bin koclok ini.</span> Memang itu hak masing-masing sampeyan untuk berpaham kayak gitu. Dan hak saya juga untuk mengatakan itu paham yang koplo bin koclok.<br />
<br />
Jika penyakit paham ini mulai menyerang sampeyan, dan sampeyan mungkin sreg, cobalah sampeyan pikir, jangan sambil mengerutkan dengkul, karena otak sampeyan bukan di situ. Miturut kulo, orang yang percaya pada Tuhan, tapi tak percaya pada agama-Nya, berarti ada 2 kemungkinan :<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><div style="color: lime;"><b>* Kemungkinan Pertama</b></div>Orang itu salah memilih Tuhan sebagai sesembahannya. Karena orang itu gagal diyakinkan bahkan oleh Tuhannya sendiri bahwa agama-Nya itu benar dan bisa dipercaya. Boleh jadi karena ajaran agama yang dianutnya kacau balau, banyak dogma yang tak masuk akal, lantasdengan segala tumpang tindih kekacauan yang ada pada ajaran agama yang dianutnya itu, dia dipaksa oleh keadaan untuk menganutnya. Sebenarnya ada pilihan agama lain, tapi ego dan perutnya tak cukup mengijinkan dia untuk menjangkaunya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7nkb7J8S_iJcusrgBU2qcRLZyN3pYr7GFVzQga0aESQaacuZLXmxr4O8EdhycWTxP9fIgV-ue-bD2i3zqZUBfcuJUcsvm1M63H6ASUeXfd8g1PMrc6GfoGNxhxysb_AUWzBO1I0QBcLWd/s400/berdoa11.jpg" width="400" /></a></div><br />
Saran saya, carilah Tuhan dengan ajaran agama yang kebenarannya bisa diuji dengan apa pun. Karena kebenaran dari Al-Haq pasti tahan uji. Jika satu hal yang dianggap benar gagal mempertahankan nilai kebenarannya, maka pastilah itu bukan kebenaran, dan pasti itu bukan Tuhan.<br />
<br />
<div style="color: lime;"><b>* Kemungkinan Kedua</b></div>Tuhan dengan ajaran agama-Nya sebenarnya sudah benar, sudah pas dan proporsional sesuai dengan Maha Adil-Nya Sang Pencipta. Namun, hawa nafsu manusia yang memang tak mau diatur dan tak mau menyesuaikan diri dengan aturan-Nya melakukan penyangkalan. Sehingga meskipun si manusia mengaku berTuhan, tapi agama yang diturunkan-Nya ke muka bumi yang berisi aturan ini-itu, <span style="color: lime;">menghalangi dia memuaskan hawa nafsunya.</span> Dia tidak percaya pada agama karena agama <span style="color: lime;">mrintah ini dan itu, melarang ini dan itu,</span> yang miturut otaknya yang sudah mlotrok sampai ke dengkul itu, bertentangan dengan <span style="color: lime;">nilai-nilai yang dianggapnya lebih tinggi, daripada nilai yang ditawarkan oleh agama Tuhan.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGOBkUipY5zxND6yU4XTqV2j_o5gQdLlJEEaX_tUqCvUSes6msluKCF3h-dPNQ2uclrSs-_-f1nxfu_AONa6G8c4kyDAIhDSjqmNGi6OG7wgojzDXsipS8lVDscd1WcQN4ZhdfLS5CeEPi/s320/atheis10.jpg" width="320" /></a></div><br />
Maka orang ini, ketika dia berkata bahwa dia percaya pada Tuhan tetapi tak percaya pada agama-Nya, sebeanrnya Tuhan yang dia percayai itu adalah <span style="color: lime;">hawa nafsunya</span> atau <span style="color: lime;">dirinya sendiri.</span> Ini adalah ego terbesar manusia, yang dengan lantang diteriakan dengan vulgar penuh tantangan oleh Fir'aun ribuan tahun yang lalu, dengan teriakan yang diabadikan dalam Al-Qur'an, <b><span style="color: lime;">"Akulah Tuhan kalian yang maha tinggi."</span></b> Namun, di abad ini teriakan itu kembali dikumandangkan dengan volume agak kecil, tapi frekuensinya kenceng.<br />
<br />
Sebenarnya kedua golongan di atas, mereka ini intinya kecewa dengan ajaran agama yang dianutnya. Bisa jadi karena ajaran agamanya yang memang tak bisa meyakinkan pemeluknya, tapi bisa jadi karena ajaran agama tersebut tak bersesuaian dengan hawa nafsunya. Tapi yang jelas, konsekuensi berTuhan dan percaya pada Tuhan, sudah pasti menuntut untuk percaya pada agama yang diturunkan-Nya.<br />
Wallahu a'lam.<br />
<br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-51390935599338940182010-11-15T20:42:00.001-08:002010-11-15T21:25:38.537-08:00Yang Penting AKU...!!!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggTvwAbG7r_XtHYdHIbcDhNt3tBXAFaZdbHQX4ssjy8k9yltGG6BJEbKcL7a07VZhhP0AwHQHXY8BBQm5ZN7se3sDMfF4jmjcifYJ6I5wKT5rApNzqJwPL_XzMZDNRhrep8XR2lGytBfhE/s200/Ribuan-Warga-Rebutan-Zakat.jpg" width="200" /></a></div>Adalah guru ngaji saya menceritakan satu kisah yang sarat dengan makna. Yakni kisah tentang penghuni penjara. Syahdan ada satu rutan alias penjara dihuni oleh 500 napi. Suatu ketika diumumkanlah, bahwa kepala rutan memberi kesempatan pada penghuninya untuk keluar dari rutan tersebut. Tentu saja kesempatan ini disambut dengan gegap gempita oleh 500 penghuni rutan tersebut.<br />
<br />
Hanya saja kesempatan keluar dari penjara itu sangat terbatas. Yakni dengan cara membuka salah satu pintu keluar penjara yang sempit, yang hanya seukuran tubuh orang dewasa yang berjalan miring. Lamanya pintu dibuka hanyalah 10 menit. Setelah itu pintu ditutup lagi. Maka yang keluar pernjara dianggap bebas, sedangkan yang tinggal akan menjalani masa hukumannya lagi.<br />
<br />
Pertanyaanya,<span style="color: lime;"> kira-kira berapa napi yang bisa keluar dari rutan tersebut dengan memanfaatkan waktu keluar yang disediakan?</span><br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Ini akan sangat tergantung dari para napinya. Jika yang ada adalah para napi masing-masing ingin dirinya yang lebih dahulu keluar, dan merasa dirinyalah yang harus dipentingkan terlabih dahulu, maka bisa jadi selama 10 menit yang disediakan tak ada satu pun napi berhasil keluar dari rutan tersebut. Karena yang terjadi adalah saling tonjok, saling jegal, saling baku hantam untuk menjatuhkan napi lain, dan masing-masing berusaha agar dirinya bisa keluar. Semua merasakan waktu keluar yang disediakan terbatas, semua merasakan ketakutan yang sama, yakni tak kebagian waktu untuk bisa keluar. Justru ketakutan yang sama dan perasaan merasa ingin mendahulukan keinginan diri inilah yang akhirnya membinasakan seluruh napi.<br />
<br />
Maka bisa jadi setelah 10 menit terlewat, hasilnya adalah para napi babak belur, patah tulang, rampal gigi, kepala menyonyo, bibir njedir, dahi moncrot dan wajah bengebh. Dan tak satu pun napi berhasil keluar.<br />
<br />
Namun, jika yang terjadi adalah para napi tersebut berusaha tertib, berjajar rapi sesuai urutan entah berdasarkan apapun urutan tersebut, berjajar dengan mengalahkan keinginan diri untuk didahulukan, maka begitu pintu dibuka bisa dipastikan semua napi bisa keluar dari rutan tersebut. Karena untuk bisa keluar dari pintu kecil itu, hanya dibutuhkan waktu satu detik saja untuk melewatinya. Sedangkan waktu yang disediakan 600 detik dengan jumlah napi 500 orang.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1BieD0ZiK9DBpAMnM2any3EYLbXTNNUpy3hg8iaKPEuELrLhLKb5XAy1tOCmJ4ZaYLDrTv_Xpl1abMSoojnhof_j6NPKMt0ThkgofdzfD8-7LzoYuNRAxLVAfSG4d5GhCwjPtvMT5nUk3/s320/peristiwa-rebutan-19.jpg" width="320" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><br />
Negeri ini penuh dengan orang yang merasa ingin didahulukan dan dipentingkan. Dan memang itu adalah watak alamiah manusia. Bisa sampeyan saksikan bagaimana satu kemacetan luar biasa yang terjadi di kota besar manapun, selalu didahului dengan adanya individu yang merasa harus didahulukan dan dipentingkan urusannya. Bisa berujud sopir angkot yang mengatasnamakan kemiskinan merasa berhak ngetem sembarangan, bisa juga karena pejabat yang merasa urusannya paing penting sehingga berhak menghambat lalu lintas orang lain. Dan sebagaimana watak dasar manusia yang tak mau disalahkan, maka yang disalahkan pastilah bukan dirinya. Yang salah selalu yang lain. Bisa jadi yang disalahkan lampu lalu lintas mati, banjir, pembangunan busway, dan lain sebagainya. Boleh jadi memang yang disebutkan tadi turut ambil peran dalam kemacetan. Namun kalo mau jujur, sifat ingin dirinya dipentingkan dan didahulukan yang menjadi pemicu utamanya. Sedang faktor lain hanyalah fasilitator saja.<br />
<br />
Korupsi, kolusi dan nepotisme adalah bentuk lain dari sifat manusia yang satu ini. Ego yang menyatakan "<span style="color: lime;">yang penting aku"</span>. Di mana <span style="color: lime;">"aku"</span> nya bisa <span style="color: lime;">aku dan keluargaku, aku dan kroniku, aku dan boloku</span> atau a<span style="color: lime;">ku dan partnerku.</span> Hebatnya lagi, sifat "yang penting aku" ini bisa dibalut dengan banyak merek pembalut. Yang paling mentereng adalah pembalut merek <span style="color: lime;">"HAM"</span>. Dengan pembalut ini manusia dididik untuk menuntut.<br />
<br />
Bandingkanlah semua itu dengan ajaran wahyu yang mendidik orang untuk menunaikan kewajiban. Dengan mendidik manusia agar menunaikan kewajiban, maka hak orang akanterwujudkan sekaligus juga hak kita sendiri. Dengan semangat mau mendahulukan kepentingan orang, maka kepentingan kita juga akan tertunaikan tanpa berkurang sedikit pun. Namun jika yang dikedepankan adalah jiwa <span style="color: lime;">"menuntut"</span>, maka yang terjadi adalah perang kepentingan, saling tuntut, tarik ulur kepentingan dan tuntutan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAgQ7c8Y6l8DjtGNDwkgjZwQDKqdrWa4DNn5KUqHe68Br31jQrJ0L-nUw8LlYAurSZmlRxjqXIyyttOXF8Hgj73XaXTTRh4ljZ6RMlj8X6HtIjokHM5ae-r-90_AG1GpX2CLhl6DyUSwpP/s400/Rebutan+Gununganan.jpg" width="400" /></a></div><br />
Si buruh merasaurusannya palingpenting sementara si pengusaha merasa dirinya tak kalah penting. Si karyawan merasa tuntutan haknya wajar, si bos juga merasa haknya berhak dia tuntut. Si kacung merasa tuntutan hidupnya layak dipentingkan, si juragan merasa dirinya harus didahulukan. Rakyat nuntut kesejahteraan, pemimpin nuntut dirinya dipatuhi dan ditaati. Tumbu oleh tutup, bentrok yang sempurna. Kalo mau satu negeri hancur, kondisi begitulah yang harus dibangun.<br />
<br />
Negeri ini butuh jalan keluar dari krisis sebagaimana para napi yang butuh pintu keluar dari rutan. Jalan keluarnya sebenarnya sudah ada, tinggal mengatur watak manusianya saja. Mau pilih baku hantam mementingkan dirinya sendiri, atau menunaikan kewajiban masing-masing? Tinggal pilih saja...<br />
<br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-31018895269170051602010-11-15T20:34:00.001-08:002010-11-15T21:26:09.222-08:00Belajar dari Tukang Becak<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="148" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj38u_0rPaTl8jqwIBSsX20o9ZFZ1Ow7mZLlGatKOAs-aC-TKC4df-6zShxZ0nXJ7Kt1GhZDa5sItwaF39_kBsgoxCadK-c7diEuREulbvC5jJ5wSv9yL5eMU-Oi8aZCiDbU12mTIBNKvfO/s200/Beban+%255BHidup%255D+berat.jpg" width="200" /></a></div>Tukang becak sudah lama tak keliatan lagi di Jakarta. Propesi yang mengandalkan methekolnya otot ini dianggap lebih banyak mendatangkan masalah daripada menyelesaikan masalah. Alasan yang paling banyak mendasari dilarangnya becak beroperasi adalah perihal kesemrawutan yang ditimbulkan oleh becak. Padahal juga tak bisa dipungkiri, kendaraan roda tiga itu merupakan kendaraan yang ramah lingkungan. Bahan bakarnya cuma <span style="color: lime;">Blue Energy</span> alias air putih murni ditambah <span style="color: lime;">sego kucing limang pincuk</span> yang cukup buat mancal mesin <span style="color: lime;">"3 tak"</span> nya. Yakni <span style="color: lime;">tak injek, tak genjot</span> dan <span style="color: lime;">tak gowes pedalnya.</span><br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Tarif yang diberlakukan tukang becak pun sangat rasional. Mereka menetapkan taris sesuai besaran energi yang dikeluarkan, yang tentu saja sesuai dengan hukum Newton yang melibatkan jarak dan waktu (s) serta gaya (F). Jarak Pasar Pon ke Pasar Legi yang cuma <span style="color: lime;">sepeminuman teh</span> itu tentu saja berbeda taripnya dibanding dengan jarak Pasar Pon ke Palur, yang biasa dibilang berjarak <span style="color: lime;">sepeminuman teh sak teko </span>. Dan para abang becak ini tidak akan mengambil job yang melibihi batas kesanggupannya, walaupun dijanjikan bayaran sak tekruk. Coba saja dia disuruh ngantar sampeyan dari Solo ke Semarang. Kalaupun dia mau, tentu saja itu disebabkan kekhawatirkan bahwa sempeyan makin tambah <span style="color: lime;">kumat kenthirnya</span> kalau keinginan itu gak dituruti. Jadi yang waras ngalah saja...<br />
<br />
Prinsip tarip tukang becakini patut dicontoh. Seseorang hanya menerima imbalan sesuai besaran kerja yang diperbuatnya. Dalam keseharian seorang dokter praktek, seringkali ada ganjelan di hati, manakala pasien yang sudah membayar tarip tertentu pada si dokter, ternyata sakitnya belum sembuh. Tentu saja ini bukan disebabkan faktor dari sang dokter saja, karena banyak faktor yang terlibat di dalam kesembuhan pasien. Tapi secara moral, si dokter merasa ikut bertanggung jawab.<br />
<br />
Namun ada juga segolongan oknum yang pinginnya dibayar lebih untuk sesuatu yang tak pantas dibayar mahal. Sebagai contoh <span style="color: lime;">Lek Parto Blendhuk</span>, penjual buah yang beroperasi di sekitar terminal Pulo Gadung. Oknum ini sudah 3 kali ganti timbangan, dan selalu saja besi seberat hampir 3 ons itu dengan setia gondhal-gandhul memberati timbangan tuannya. Sehingga khusus untuk daerah kekuasaan Lek Parto Blendhuk ini, yang namanya sekilo setara dengan 7 ons. Barangnya hanya 7 ons, tapi bayaran yang dia terima sebesar sekilo penuh.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTOi0GBSykshvFmgH71gKagayNdhdmhzeXJyjxxIl_clmMXcXpJvCQkm6wgSwubJ9Y6NKYMP9RZ7zavyv6IHopAfwdT6r1J_32gTFXocNNgPj36gIYZD53zeqIi9GflXo8qj7IJgLcpzh2/s1600/pancasila.png" /></a></div><br />
Di negeri yang konon berdasarkan Pancasila ini, gaji yang jumlahnya besar, rata-rata berasal dari perusahaan yang bergerak di sektor perbankan, pertambangan dan energi. Kalau sampeyan ketemu konco lalu ketahuan dia bekerja di pertambangan minyak, sampeyan pasti langsung berpikir, <span style="color: lime;">"Mesti sugeh mblegedhu cah iki..."</span> Atau dia bekerja di satu Bank (tentu saja Bank plecit gak termasuk), sudah terbayang di benak sampeyan orang ini pasti bukanlah oknum yang bergaji kecil.<br />
<br />
Dan memang ada alasan logis mengapa dibayar mahal. Tepi tentu saja kemahalan bayaran itu ada tanggungjawabnya. Jika tak bisa mempertanggungjawabkan di dunia, sudah pasti alam akhirat tidak akan mendiamkan ketimpangan itu.<br />
<br />
Coba lihat fakta riil di lapangan. Dengan gaji besar yang sudah diterima penguasa duit tambang dan energi beserta pekerjanya itu, ha kok ternyata harga migas masih mencekik leher rakyat kecil, tidakkah secara moral bos-bos regulator minyak itu malu saat menerima gaji mereka? Tidakkah terbebani hidup mereka, bahwa dengan menaikkan harga migas dan memadamkan listrik bergilir itu menyebabkan susahnya hidup orang banyak? Mengapa tak diturunkan saja bayaran mereka sebagaimana abang becak yang hanya mampu mengantar customernya sejauh sepeminuman teh, maka dia hanya antar sejauh itu dan menerima bayaran sebesar itu? Bahkan kalo sudah tak mampu, ya pensiun saja mbecaknya.<br />
<br />
Salah satu opsi yang pernah ditawarkan rakyat yang mungkin gak bakalan terkabul adalah menurunkan gaji para pejabat negara maupun BUMN guna menutupi cost penyelenggaraan negara.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_U9o5o-DevokfTwfNw8fO4hpPBKAG3hvkze0jEWfvmD2VU6jxEbq7805E0_X5eHBqCrGJocrMxSb8b796tjBIrwSb-b4x4BDh23PhrbCO4AXc1bSclopLUvA0fvqk-BDnrqAyhVoWnhyphenhyphenj/s200/becak_sleeping11.jpg" width="150" /></a></div>Sudah saatnya bos-bos minyak, bos PLN ataupun bos Perbankan dan juga para pejabat negara yang bertanggung jawab atas kejadian apa pun di bidang mereka, melihat dan membandingkan mental dan moral mereka dengan mental dan moral tukang becak. Jangan bermental ala Lek Parto Blendhuk yang maunya menerima bayaran sekilo tapi bisa memberi 7 ons dan berbangga dengan itu.<br />
<br />
<div style="color: lime;">"Barangsiapa meringankan beban seorang Muslim, Allah akan ringankan beban hidup di dunia dan akhirat....."</div><br />
Tulisan ini saya dedikasikan untuk Pakdhe Jati, sesepuh dalam keluarga besar saya yang masih setia dengan becaknya.<br />
<br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-53022692078159426562010-11-15T20:18:00.000-08:002011-02-01T01:38:57.178-08:00Wajib Belajar... Siapa yang Wajib?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdRkle5n5mwOfcU7N1vTn_850lbAfLrFF7qfgTVwti1A6c0B-GBY-YLfFRDLF1bWsaT9laHHroa86NIlfYk0SqGtOxiZVoo1GRSPJGvSUolF2IEQ_ykDtl-5QvF7LCVbPi5Uil9Re3YOTQ/s200/anak-jalanan.jpg" width="143" /></a></div>Saya pernah kedatangan seorang anak kecil berumur sekitar 7 tahun, yang dengan memelasnya menengadahkan tangan dan keluar dari mulut mungilnya kalimat, <i style="color: lime;">"Mas sedekahnya mas, sedekahnya..."</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya lalu masuk ke dalam rumah, karena kebetulan ada beberapa potong biskuit lezat milik adek ponakan. Begitu saya keluar, si anak sudah gak ada. Eh, rupanya sedang melafalkan mantra serupa di rumah sebelah. Saya panggil saja anak laki-laki itu yang saat itu memakai kopiah haji itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i style="color: lime;">"Hai, sini... ini ada makanan enak buat kamu. Dimakan ya..."</i> kata saya mbujuki. Anak itu datang dan mengambil roti biskuit tersebut. Kesempatan itu saya gunakan untuk bertanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i style="color: lime;"><a name='more'></a>"Rumah kamu di mana? Kok minta-minta sih... uangnya mau kamu pakai buat apa?"</i> tanya saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i style="color: lime;">"Saya tinggal sama engkong Mas, uang ini mau saya pakai buat uang sekolah"</i> jawab anak itu. Sayang, jawabannya tidak lugu. Seperti apalan yang memang sengaja disiapkan kalo ada pertanyaan seperti pertanyaan saya itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: lime; text-align: justify;"><i>"Ah, kamu ada-ada saja. Gini aja, kalo kamu lapar atau butuh makan, jangan minta-minta ya. Main kesini aja, entar mas siapin makanan. Tapi jangan minta-minta ya... apa gak malu?"</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya lihat anak itu mengangguk. Tapi saya gak yakin omongan saya ini akan diturutinya. Tapi yang jelas model anak-anak seperti yang saya lihat itu ribuan jumlahnya di ibukota ini. Bahkan di saat jam sekolah pun mereka malah banyak bertebaran di jalanan. Anehnya tetep saja ada yang beralasan bahwa mereka berbuat begitu buat nyari uang sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY8JHQUtUUlzkIIypu3QW6D1xonYdrm1WSgsJWfgVPezLGk10SpGlGDtFB_W4zXCYrbghyphenhyphenhqpyHZefEZlpZN97kT6IvrzTfyIqE8bFH-TgafvAGbYhNwSn2SZMCcxTxi9-Z1k3dvpxvC1Z/s400/semangat-anjal-copy.jpg" width="400" /></a></div><br />
Negeri ini telah membuat program <b style="color: lime;">"Wajib Belajar 9 tahun".</b> Sayang, kata <i style="color: lime;">"Wajib Belajar"</i> itu banyak yang gak paham maknanya. Subyek dan obyeknya siapa, kabur. Wajib buat siapa, dan wajib yang bagaimana, sampai saat ini banyak yang gak mudeng. Bandingkan dengan program <i style="color: lime;">"Wajib Pakai Helm"</i> atau <i style="color: lime;">"Wajib Sabuk Pengaman".</i> Yang diwajibkan adalah pengemudi motor dan mobil, Jika gak pakai, maka dihukum, ada sanksinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dulu saya semasa kecil memahami kata wajib belajar itu dengan gambaran kalo ada anak kecil gak sekolah maka akan dihukum. Karena sekolah itu diwajibkan. Kenyataannya tidak seperti itu. Maka saya mangkin bertanya-tanya, apa makna wajib belajar yang sesungguhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Miturut saya "Wajib Belajar" itu gak pas. Harusnya diganti dengan "Wajib Sekolah". Karena yang namanya belajar tak dibatasi waktu, harus 9 tahun, 12 tahun atau sekian tahun. Dulu program wajib belajar itu cuma 6 tahun, sekarang berubah menjadi 9 tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihat adanya perubahan dari 6 tahun menjadi 9 tahun ini, barulah saya mengerti... siapa sebenarnya yang <b style="color: lime;">DIWAJIBKAN</b> dari kata "<b style="color: lime;">WAJIB</b> Belajar" itu. Siapa lagi kalo bukan <b style="color: lime;">PEMERINTAH.</b> Artinya, di sini pemerintah <i style="color: lime;">Wajib menyelenggarakan dan menyediakan segala fasilitas belajar alias sekolah, bagi anak usia sekolah sampai 9 tahun.</i> Maka kalo ada anak usia sekolah kok tidak sekolah, malah jualan asongan, ngemis, ngamen atau ngimeng, maka ini <b style="color: lime;">Dosa Pemerintah.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi asal kata WAJIB itu, <i><b><span style="color: lime;">mulanya</span></b></i> ditujukan pada pemerintah. <b style="color: lime;">Kalo untuk warga negara,</b> wajib tidaknya sekolah dan berapa tahunnya itu nyusul, <i style="color: lime;">tergantung kesanggupan pemerintah untuk menyelenggarakannya.</i> Ini yang justru tak dipahami oleh banyak guru. Kalo guru-guru dan kepala sekolah paham bahwa kata <b style="color: lime;">WAJIB</b> itu sebenarnya ada di pundak mereka, maka mereka akan membuka jalan mulus tanpa banyak cincong bagi semua anak usia sekolah yang mau masuk sekolah mereka. Si sini harga tawar anak usia sekolah lebih tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sayangnya yang terjadi sebaliknya. Para guru di level SD dan SMP yang menjadi sasaran Wajib Belajar itu beranggapan bahwa kata WAJIB itu asal muasalnya memang ditujukan bagi si murid. Maka karena wajib, si murid harus sekolah, kalo gak sekolah berarti melanggar kewajiban. Harga tawar sekolah yang lebih tinggi. Akhirnya karena merasa DIWAJIBKAN, si ortu <i style="color: lime;">biayakan</i> buat nyari sekolah untuk anaknya. Si guru dan kepala sekolah <b style="color: lime;"><i>paham peluang.</i></b> Maka tak heran ada beberapa guru atau kepala sekolah, tiap tahun ajaran baru, mobil atau motornya ganti yang baru dan <i style="color: lime;">kinyis-kinyis.</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Padahal kalo logikanya jalan, mengapa ada istilah Wajib Belajar 6 tahun lalu berubah menjadi 9 tahun, itu karena kata WAJIB itu sebenarnya asal muasalnya dipikulkan di pundak penyelenggara pendidikan. <i style="color: lime;">Jadi Dosa para penyelenggara Pendidikan Dasar 9 tahunlah, kalo masih ada anak-anak usia sekolah yang masih berkeliaran gak sekolah.</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi ini pemikiran saya lho, saya kan gak paham isi Undang-Undang Pendidikan. Saya hanya berlogika mengapa ada Wajib Belajar 9 tahun yang gak jelas subyek dan obyeknya, serta siapa yang diwajibkan dan yang mewajibkan itu. Karena ketidakjelasan ini berpengaruh padamentalitas para penyelenggara pendidikan. Selama para penyelenggara pendidikan tidak paham siapa sebenarnya asal muasal pemikul kewajiban ini, maka mereka akan <i style="color: lime;">cuek bebek bunting</i> menghadapi anak-anak usia sekolah yang berceceran tak terdaptar di sekolah mana pun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7947123121499076177.post-14408557095628435132010-11-15T19:14:00.000-08:002010-11-15T21:35:25.740-08:00Anak Indonesia Harapan Masa Depan<div style="color: lime; text-align: center;"><span style="font-size: large;">Assalamu'alaikum Wr. Wb.</span></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKdS8uCptb43Mq5z-9yXQ37QXdY6rLbY4YwcZaR6qtdgMpHS7eQ4uTdDCMtZDaIyzJ_TUqQfkzWjJaZm3Dc2wyzvO5kjFyYknjJ5Iyg9FG_XriUqvBqfoYh13amWMwIrjmbJ_H6pcdyVvV/s200/safiifuad.jpg" width="150" /></a></div><div style="text-align: justify;">Hai semua <b><a href="http://www.penerusharapanbangsa.blogspot.com/">Anak Indonesia</a></b> penerus harapan bangsa. Perkenalkan nama saya <span style="color: lime;"><b>Safi'i Fuad</b></span> biasa dipanggil <span style="color: lime;"><b>Fuad,</b></span> salam kenal. Selamat datang di blog saya yang sederhana ini, semoga bermanfaat bagi anda semua. Sebenarnya saya hanyalah pemuda yang biasa-biasa saja, seorang muslim asal Semarang yang hidup sederhana. Saat ini saya sedang menuntut ilmu di ibu kota, mencari bekal untuk masa depan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yups... bagi yang ingin tahu lebih jauh tentang saya, silahkan lanjutkan membaca selengkapnya dibawah ini...</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://penerusharapanbangsa.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEishuYZs4ZlUrT9RpgRu36779vbVQ-FQseFA7pPv6c_rTCR7rdgzzf-6BqPC5MjvwkEobQSE8rb2qzwmfsFDukOZiB9rJGQ3GN4ZYFUoAQubnRlCpiub3qRnvdI0k6qNy7t1l3z2TImoy9a/s1600/Graphicku.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
Mungkin yang diatas tadi cukup untuk mewakili gambaran tentang diri saya. Saya itu orangnya pendiam, kalem, kuper,dan lain sebagainya. Tapi <span style="color: lime;"><b>diamku</b></span> bukan berarti diam seribu bahasa melainkan rangkaian perintah yang membuatku terus beraktifitas, <b><span style="color: lime;">talk less do more.</span> </b><b><span style="color: lime;">Kekalemanku</span></b> juga bukan berarti <span style="color: lime;"><b>pasif </b></span>atau <b style="color: lime;">lemah</b> melainkan <b style="color: lime;">semua prestasi yang aku raih dan kupelajari secara otodidak.</b> Kalau soal kuper itu baru benar, tidak satupun tren atau mode yang saya ikuti. Bagi saya <span style="color: lime;"><b>menjadi diri sendiri adalah sebuah ciri khas yang menjadi identitas diri.</b></span> Ya... kira-kira begitulah diri saya ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun semua itu tidak membuat diri saya untuk menjadi <b><span style="color: lime;">muslim yang taat.</span></b> Saya memegang teguh agama saya dan terus mendalaminya. Semakin dalam saya menyelami agama Islam, semakin kuat iman saya. Bagi saya agama adalah dasar kehidupan manusia untuk mengingat bahwa ada kehidupan sesudah mati yang kekal dan di balik semua itu adalah kekuasaan Tuhan. Hidup ini hanya sementara dan akan berakhir dengan kematian. Sedangkang akhirat adalah kekal dan tidak ada kematian sesudahnya. Hidup bagaikan berjalanan dan akhirat adalah ujungnya. <span style="color: lime;"><b>Ujung selamanya akan tetap menjadi ujung, sedangkan perjalanan akan berakhir pada ujung juga.</b></span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Terima kasih banyak sudah mau mampir ke blog ini. Jangan lupa saya tunggu comentnya ya...</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><div style="color: lime;"><span style="font-size: large;">Wassalamu'alaikum Wr.Wb.</span></div><br />
</div>Safi'i Fuadhttp://www.blogger.com/profile/17073712519196375173noreply@blogger.com4