Indera Batin

Sampeyan pernah nyaksiken orang makan kepiting? Atau malah sampeyan pernah makan kepiting? Itu adalah aktivitas makan yang penuh perjuangan. Karena acara makannya diawali dulu dengan pertempuran melawan cangkang, yang seringkali mengorbankan jari, lidah dan bibir. Tapi tetep saja makin asyik. Malah harganya muahale pol. Kenikmatannya berbanding lurus dengan perjuangannya.

Beda lagi dengan makan sego bangdeng alias sego kucing. Ini menu khas kaum dhuafa wal marjinal, berupa sego sak kepel dirubung sambel sak uprit, plus bandeng atau ikan asin nyak imit. Tak sampai sepeminuman teh bisa ludes sebungkus. Rasanya ngedabh-ngedibh, mak nyos... kotos-kotos.

Beda lagi dengan makan kambing guling, ayam panggang, es kopyor, es cendol atau menu makanan dan minuman lainnya. Gak susah saya ceritakan, ha wong saya yang nulis sendiri saja malah kemecer, apalagi sapeyan yang baca...


BerTuhan tapi Tak BerAgama

Trend yang sekarang kalangan jahiliyah mutakhir adalah adanya paham yang mempercayai Tuhan, tapi tak percaya pada agama-Nya. Hmmm..... mumet juga nggas paham koplo bin koclok ini. Memang itu hak masing-masing sampeyan untuk berpaham kayak gitu. Dan hak saya juga untuk mengatakan itu paham yang koplo bin koclok.

Jika penyakit paham ini mulai menyerang sampeyan, dan sampeyan mungkin sreg, cobalah sampeyan pikir, jangan sambil mengerutkan dengkul, karena otak sampeyan bukan di situ. Miturut kulo, orang yang percaya pada Tuhan, tapi tak percaya pada agama-Nya, berarti ada 2 kemungkinan :





Yang Penting AKU...!!!

Adalah guru ngaji saya menceritakan satu kisah yang sarat dengan makna. Yakni kisah tentang penghuni penjara. Syahdan ada satu rutan alias penjara dihuni oleh 500 napi. Suatu ketika diumumkanlah, bahwa kepala rutan memberi kesempatan pada penghuninya untuk keluar dari rutan tersebut. Tentu saja kesempatan ini disambut dengan gegap gempita oleh 500 penghuni rutan tersebut.

Hanya saja kesempatan keluar dari penjara itu sangat terbatas. Yakni dengan cara membuka salah satu pintu keluar penjara yang sempit, yang hanya seukuran tubuh orang dewasa yang berjalan miring. Lamanya pintu dibuka hanyalah 10 menit. Setelah itu pintu ditutup lagi. Maka yang keluar pernjara dianggap bebas, sedangkan yang tinggal akan menjalani masa hukumannya lagi.

Pertanyaanya, kira-kira berapa napi yang bisa keluar dari rutan tersebut dengan memanfaatkan waktu keluar yang disediakan?


Belajar dari Tukang Becak

Tukang becak sudah lama tak keliatan lagi di Jakarta. Propesi yang mengandalkan methekolnya otot ini dianggap lebih banyak mendatangkan masalah daripada menyelesaikan masalah. Alasan yang paling banyak mendasari dilarangnya becak beroperasi adalah perihal kesemrawutan yang ditimbulkan oleh becak. Padahal juga tak bisa dipungkiri, kendaraan roda tiga itu merupakan kendaraan yang ramah lingkungan. Bahan bakarnya cuma Blue Energy  alias air putih murni ditambah sego kucing limang pincuk yang cukup buat mancal mesin "3 tak" nya. Yakni tak injek, tak genjot dan tak gowes pedalnya.


Wajib Belajar... Siapa yang Wajib?

Saya pernah kedatangan seorang anak kecil berumur sekitar 7 tahun, yang dengan memelasnya menengadahkan tangan dan keluar dari mulut mungilnya kalimat, "Mas sedekahnya mas, sedekahnya..."

Saya lalu masuk ke dalam rumah, karena kebetulan ada beberapa potong biskuit lezat milik adek ponakan. Begitu saya keluar, si anak sudah gak ada. Eh, rupanya sedang melafalkan mantra serupa di rumah sebelah. Saya panggil saja anak laki-laki itu yang saat itu memakai kopiah haji itu.

"Hai, sini... ini ada makanan enak buat kamu. Dimakan ya..." kata saya mbujuki. Anak itu datang dan mengambil roti biskuit tersebut. Kesempatan itu saya gunakan untuk bertanya.

Berlangganan posting lewat email

Masukkan alamat email anda:

Delivered by FeedBurner


Anak Indonesia Harapan Masa Depan

↑ Grab this Headline Animator


penerus_harapan_bangsa
 
Indonesia POLRI BNN STMIK Swadharma logo_sma_muga